Ciri-Ciri, Pengobatan, Menghindari dan Segalanya Tentang Ejakuasi Dini
Sebenarnya tidak ada patokan pasti soal durasi berhubungan seksual 
yang baik karena hal ini tergantung kepada kepuasan masing-masing 
pasangan. Sebuah penelitian
 pernah dilakukan terkait berapa lama hubungan seks sebaiknya 
berlangsung. Hasilnya, rata-rata waktu bagi pria untuk mencapai 
ejakulasi setelah melakukan penetrasi adalah sekitar lima setengah 
menit.
Ejakulasi dini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Ejakulasi dini primer, yaitu ejakulasi dini yang selalu dialami oleh seorang pria sejak dia pertama kali melakukan hubungan seksual atau tiap kali berhubungan seksual.
 - Ejakulasi dini sekunder, yaitu saat ejakulasi dini terjadi pada seorang pria yang sebelumnya memiliki riwayat ejakulasi normal atau tanpa masalah ejakulasi.
 
Penyebab Ejakulasi Dini
Penyebab ejakulasi dini beragam. Kondisi ini bisa disebabkan oleh 
faktor psikologis atau fisik. Contoh masalah psikologis yang bisa 
menyebabkan ejakulasi dini adalah gangguan kecemasan, stres, dan depresi.
 Sedangkan contoh masalah fisik yang bisa menyebabkan ejakulasi dini 
adalah gangguan prostat dan tiroid. Selain itu, bisa disebabkan juga 
oleh efek samping konsumsi obat-obatan terlarang.
Pengobatan Ejakulasi Dini
Jika Anda mengalami ejakulasi dini, tidak perlu langsung pergi ke 
dokter. Cobalah untuk melakukan penanganan sendiri di rumah, misalnya 
memakai kondom tebal untuk menurunkan sensitivitas penis, melakukan 
masturbasi terlebih dahulu satu atau dua jam sebelum berhubungan 
seksual, atau menarik napas dalam-dalam ketika akan ejakulasi.
Jika usaha di atas masih belum membuahkan hasil yang positif, Anda 
dapat menemui dokter. Dalam menangani ejakulasi dini, biasanya dokter 
akan meresepkan obat. Beberapa contoh di antaranya adalah fluoxetine, 
sertraline, paroxetine, dan dapoxetine. Seluruh obat-obatan ini termasuk
 kelompok antidepresan.
Selain dengan obat, ejakulasi dini juga bisa ditangani melalui terapi
 jika Anda dan pasangan memiliki masalah yang efeknya berpotensi memicu 
kondisi tersebut.
alah satu penyebab ejakulasi dini adalah faktor psikologis. Contoh hal-hal yang berkaitan dengan ini di antaranya:
- Adanya masalah yang terjadi antara Anda dan pasangan
 - Stres
 - Rasa cemas tidak bisa memuaskan pasangan
 - Depresi
 - Pengalaman traumatis sejak kecil (misalnya pernah dilecehkan secara seksual atau pernah tertangkap basah melakukan onani)
 - Sering melakukan onani ketika remaja dengan memaksakan diri untuk ejakulasi dengan cepat akibat rasa bersalah atau takut tertangkap basah.
 
Selain faktor psikologis, ejakulasi dini juga bisa dipicu oleh masalah-masalah yang berkaitan dengan fisik, di antaranya:
- Gangguan tiroid
 - Gangguan prostat
 - Memiliki penis yang terlalu sensitif
 - Gangguan refleks pada sistem yang mengatur ejakulasi
 - Radang atau infeksi di dalam uretra atau prostat
 - Gangguan kadar neurotransmiter di dalam otak
 - Gangguan hormon
 - Kerusakan saraf akibat cedera atau operasi
 - Efek samping merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
 
Ejakulasi dini juga bisa bersifat turunan. Artinya seseorang memiliki
 risiko lebih tinggi mengalami ejakulasi dini jika di dalam keluarganya 
ada yang memiliki kondisi sama.
Jika Anda mengalami ejakulasi dini, maka dokter perlu mengetahui 
penyebabnya. Dokter mungkin akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda
 (masalah kesehatan yang sebelumnya Anda miliki), bertanya tentang 
kehidupan seksual Anda dengan pasangan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium kadang-kadang diperlukan dalam kasus 
ejakulasi dini. Jika Anda mengalami ejakulasi dini disertai gejala sulit
 ereksi atau mempertahankan ereksi, maka dokter akan menyarankan Anda mengikuti pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini diperlukan dokter agar mengetahui kadar hormon testosteron Anda.
Selain pemeriksaan darah, ada juga tes urine. Tes ini akan disarankan
 jika dokter mencurigai bahwa ejakulasi dini Anda disebabkan oleh 
infeksi di dalam tubuh.
Penanganan secara mandiri, menggunakan obat-obatan dari dokter, dan 
melakukan konseling ke ahli terapi bersama pasangan adalah hal-hal yang 
termasuk penanganan ejakulasi dini.
Penanganan mandiri
Penanganan mandiri merupakan cara yang bisa Anda lakukan sendiri 
sebelum pergi ke dokter. Dengan melakukan beberapa teknik relaksasi atau
 teknik untuk mengalihkan perhatian, ejakulasi dini bisa ditangani.
Cobalah untuk melakukan posisi seksual dengan wanita di atas ketika 
berhubungan seks. Tujuannya adalah agar pasangan Anda dapat dengan mudah
 menarik diri ketika Anda mulai mendekati ejakulasi. Setelah rasa ingin 
ejakulasi telah hilang, Anda bisa kembali melanjutkan penetrasi.
Untuk menahan refleks ejakulasi, Anda bisa melakukannya dengan cara 
mengambil napas dalam-dalam dan beristirahat sebentar. Sambil 
beristirahat Anda dapat mengalihkan pikiran ke hal-hal lain agar 
keinginan untuk ejakulasi menurun.
Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan masturbasi 
satu atau dua jam sebelum berhubungan seks. Jika penis Anda sangat 
sensitif, penggunaan kondom tebal juga dapat membantu menurunkan 
sensasi.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba mengurangi atau menghilangkan 
kebiasaan merokok dan konsumsi minuman keras. Langkah-langkah ini bisa 
meningkatkan kendali Anda dalam berejakulasi.
Penanganan ejakulasi dini dengan obat-obatan
Salah satu golongan obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah 
golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini 
sebenarnya merupakan antidepresan atau obat pereda depresi. Akan tetapi SSRI ternyata juga memiliki efek yang dapat menunda ejakulasi dan banyak diresepkan oleh dokter.
Jenis SSRI yang umum digunakan dalam menangani ejakulasi dini adalah fluoxetine,
 sertraline, dan paroxetine. Efek samping keempat jenis obat ini 
tergolong ringan, di antaranya adalah tubuh terasa lelah dan menjadi 
sering berkeringat, mual, muntah, dan diare. Efek samping akan reda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan obat selama beberapa minggu.
Beberapa penderita ejakulasi dini mengaku mengalami kemajuan atas 
kondisinya setelah menggunakan obat-obatan SSRI selama 7-14 hari. 
Walaupun ada beberapa pria yang langsung merasakan efeknya setelah 
terapi dimulai.
Selain fluoxetine, sertraline, dan paroxetine, ada satu jenis obat 
SSRI lainnya namun memiliki reaksi pengobatan yang lebih cepat ketimbang
 tiga jenis SSRI tersebut. Nama obat ini adalah dapoxetine. Obat ini 
biasanya digunakan 1-3 jam sebelum berhubungan seksual.
Efek samping dapoxetine meliputi rasa mual, sakit kepala, dan pusing.
 Meskipun memiliki reaksi yang lebih cepat, obat ini tidak disarankan 
untuk digunakan pada penderita ejakulasi dini yang memiliki riwayat 
penyakit ginjal, jantung, dan hati.
Penanganan ejakulasi dini dengan anestesi topikal
Anestesi topikal mengandung zat yang dapat membuat bagian tubuh 
menjadi kebas dan mati rasa. Anestesi topikal dipakai sesaat sebelum 
melakukan hubungan seks. Efek kebas obat ini dapat mengurangi sensasi 
sehingga menunda ejakulasi.
Meski efektif, penanganan dengan cara ini juga memiliki efek samping.
 Beberapa pria mengaku kurang menikmati hubungan seksual akibat kepekaan
 penis mereka yang berkurang. Tidak hanya pria, pasangan wanitanya juga 
bisa mengalami hal yang sama. Ini dikarenakan zat anestesi ikut terserap
 oleh vagina. Dalam kasus yang jarang terjadi, anestesi topikal dapat 
menyebabkan pemakainya mengalami alergi.
Penanganan ejakulasi dini melalui konseling
Selama konseling, pasangan akan didorong untuk menceritakan segala 
masalah yang mungkin memengaruhi hubungan mereka dan menemukan solusinya
 bersama-sama dengan bantuan seorang tenaga ahli (biasanya psikolog). 
Sesi ini juga dapat membantu pasangan mengurangi kecemasan dan mengatasi
 stres. Biasanya efek konseling akan terlihat lebih nyata jika didukung 
dengan pemberian obat.
Selain menelaah masalah yang terjadi pada pasangan, ahli terapi juga 
kerap memperkenalkan teknik latihan untuk menunda ejakulasi. Pertama 
Anda dan pasangan akan diperkenalkan teknik “meremas”. Dalam teknik 
meremas, pasangan wanita Anda akan coba memberikan Anda masturbasi. 
Ketika Anda mulai merasa akan ejakulasi, berilah sinyal pada pasangan 
Anda untuk berhenti dan langsung meremas kepala penis selama 10-30 
detik. Setelah penis dilepaskan, tunggulah selama setengah menit sebelum
 mengulangi proses yang sama. Lakukanlah metode ini secara 
berulang-ulang sebelum ejakulasi benar-benar dibiarkan terjadi.
Teknik yang kedua adalah adalah teknik “berhenti-mulai” atau 
“stop-go”. Teknik ini dilakukan selama masa penetrasi. Ketika Anda 
merasa akan ejakulasi, keluarkan penis Anda dari pasangan Anda, lalu 
mulai ambil napas dalam-dalam. Setelah keinginan untuk ejakulasi hilang,
 lanjutkan lagi penetrasi. Lakukan teknik ini secara berulang-ulang 
sesuai dengan kebutuhan Anda dan pasangan.
Keefektifan teknik-teknik ini akan meningkat seiring dengan frekuensi latihan Anda dan pasangan Anda.


Post a Comment